Menjadi Sepertimu atau Sepertiku?



Assalamualaikum...

Sahabatku dimanapun kamu berada, bahagialah menjadi kamu, banyak orang yang menginginkan menjadi kamu, bahkan setan pun iri melihatmu yang diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna sama Allah.

Keinginan manusia emang gak pernah ada habisnya. Pepatah lama mengatakan bahwa "rumput tetangga selalu lebih hijau", eh kayaknya kaca jendela rumah kamu yang di samping, yang ngadep ke tetangga itu emang warnanya hijau deh, pantesan keliatan ijo terus ya :D

Coba buka jendelanya, lihat secara nyata. Hijaunya rumput itu ya sama aja, emang ada yg tosca :v
Kadang manusia memandang orang lain jauh lebih baik di atasnya, dan kasus ini terjadi padaku. Penting emang buat lihat orang lain lebih baik dari kita, tapi jangan berlebihan :D Adakalanya melihat ke atas agar tidak mematikan mental, adakalanya melihat ke bawah agar tidak besar kepala

Dulu, aku adalah orang yang menganggap kecil diriku sendiri. Orang yang tidak menghargai diriku sendiri. Orang yang merasa bahwa dirinya masih jauh di bawah orang lain, apalagi kalau kena masalah dikit langsung, "ya Allah, bodohnya aku" (bahasanya gak gini sih pakai bahasa jawa atau bahasaku sendiri, tapi ya intinya gitu wkwk), terus bisa nangis di kamar sendiri, nulis nulis gak jelas di buku (untungnya gak pernah nye-tatus wkwk). Begitulah ritme hidupku yang menyedihkan jaman dahulu.

Sampai suatu hari, ada teman SMP yang mengirim pesan kepadaku. "Gimana kabarmu gi? Sekolah di STIS ya? Keren banget :) Aku pingin bisa kayak kamu". Pengingat kecil. Aku yang selama ini kadang berpikiran tidak ingin menjadi diriku, di sisi lain ternyata ada orang yang ingin menjadi sepertiku.

Sekolah kedinasan yang diburu hampir 33ribu peserta dengan jumlah peserta yang lolos cuma 510.
Aku memikirkannnya. Setidaknya dia telah menyumbang beberapa persen untuk perbaikan sikapku.
"Kamu keren banget ya bisa menang menang lomba, aku pingin deh kayak kamu"
Ucapan ucapan lain datang silih berganti yang hanya bisa kuterima dengan senyum dan kata-kata penyemangat singkat. "Alhamdulillah kalau udah ada yang mulai menghargaiku, padahal kalau dikatain keren, aku masih jauh banget gaes. Kalian akan menarik ucapan - ucapan itu begitu kalian tau realita lainnya dariku", batinku dalam hati.

Memang sungguh, Dia sangat menutup aib hamba-hambaNya dengan sangat rapat. Begitu pula dengan orang lain, yang aibnya telah ditutup oleh Allah, sehingga yang terlihat olehku hanyalah kebaikannya, yang dulu sering menjadikanku sebagai makhluk paling tertinggal. Geli yaa wkwk

Aku masih berusaha memperbaiki pola pikirku yang salah itu, sampai sekarang. Intinya gaes, berhentilah menginginkan jadi orang lain. Syukuri apa yang Allah berikan padamu. 

Semua orang sama, punya bagus punya jelek, jangan batasi pikiranmu hanya karena iri dengan orang lain. Fokuslah untuk mengembangkan kelebihanmu, jangan untuk menutupi kelemahan. 

Itu melelahkan, kamu gak akan kuat, cukup aku aja yang pernah merasakan :D
Semangat untuk terus berkarya, semoga bermanfaat :)

Comments

Popular posts from this blog

Tanggal 19

Hey, Cream Heroes

Review Series "Kenapa Belum Nikah?" Part 2