Be Him

Hari ini cukup sibuk untuk agenda kegiatan luar. Ya setidaknya harus mengitari beberapa kecamatan dan berakhir disini.... 

Suatu wilayah yang sering dia kunjungi. Entah kenapa tetiba ada keinginan untuk mencoba apa yang dia lakukan. Sendirian, menikmati udara dingin dan angin semilir, melihat para petani bercocok tanam, dan menikmati makanan dan lagu favorit. 

Aku tidak bisa membayangkan sesepi apa kehidupannya. Aku yang serumah tinggal ber-enam, sedangkan dia hanya berdua. Mungkin sepi seperti ini rasanya.

Memang benar, bahwa setiap manusia ditakdirkan di hidup kita, kalau tidak untuk menetap, berarti untuk pembelajaran. Dan aku, belajar banyaaakkkk sekalii dari dia. Meskipun hanya beberapa kali bertemu.
Terima kasih ya Allah sudah mengenalkan hamba pada dia ☺

Darinya aku belajar, kegigihan dalam menggapai sesuatu, pentingnya prioritas, tidak semua hal dan orang bisa kita perlakukan sebagaimana kita ingin diperlakukan, mungkin saja akan kita temui dalam hidup ini manusia 10/10 atau bahkan 100/100, tapi takdir Allah tetap titah terkuat.

Dan yang paling penting, pelajaran tentang keimanan. Sejauh mana kita bisa beriman tentang apa apa yang tidak dapat kita jangkau.

Sebelum bertemu dengannya, aku ingin menikah, dengan siapapun yang baik, secepat mungkin. Dalam hati ku berkata, tidak apa apa bisa mencintai setelah menikah. Karna niatku ibadah. Oh iya?

Ternyata ibadah pun jika tidak didasari rasa cinta dan ikhlas, tidak akan bisa kita jalankan dan maknai dengan baik.
Oleh karena itu, aku akan mengalir. Mencoba menghilangkan ambisi terhadap apapun dan membiarkan hati ini dalam botol kaca yang mengapung di atas sungai, hingga suatu saat ada yang mengambil. Entah itu dia, atau malaikat izrail ☺

Salam dari ku, untuk dia dimanapun ia berada. Semoga Allah selalu menyertaimu.




Comments

Popular posts from this blog

Hey, Cream Heroes

a Servant

Review Series "Kenapa Belum Nikah?" Part 2