Past One Year

 Sudah lebih dari satu tahun, blog ini usang. 


Tidak ada cerita menarik dari hidupku setahun terakhir. 

Hanya ada beberapa hal update kehidupanku setahun terakhir : hutang, (hampir) pailit, dan depresi.

Kehidupanku jauh lebih buruk dari yang pernah kubayangkan. Dalam pandangan orang, punya perusahaan yang gedungnya berdiri tegap di pinggiran desa, apakah ada yang pernah menyangka kalau pernah beberapa hari kami sekeluarga makan mie instan atau mengandalkan berkat dari hajatan orang?

Harga bahan baku usaha naik 2x lipat, serapan pasar semakin memburuk, profit terus mengecil tapi cicilan bank tidak bisa mengecil. Oh iya satu lagi. Salah satu sales terbongkat menggunakan uang perusahaan senilai hampir 75 jt. Hampir. Iya hampir gila.

Lalu untuk hutang. Hutang perusahaan yang nilainya hampir 2M, dan juga hutang atas nama ku yang juga digunakan sebagai keperluan operasional perusahaan, pinjaman di lebih dari 10 aplikasi yang bikin depresi tingkat tinggi dua bulan terakhir.

Ya Allah, kenapa harus numpuk sekarang semua cobaannya? 

Terkait depresi, sebenernya sudah jauh sebelum ini. Tapi aku baru menyadarinya. Kehidupan percintaanku? Sudah kandas oleh harapan dalam sehari. Hatiku mati, setahun lebih. Ah, semakin lengkap dengan disertainya diriku oleh aspek paling "red flag" bagi dia. Apalagi kalau bukan hutang :) aku gagal, keluargaku juga gagal. Hanya bersisa hari hari berikutnya dengan memikirkan, "apa masih ada yg mau denganku? perempuan gagal, depresi, dan banyak hutang?"

Sudah tidak terhitung, berapa banyak air mata yang tumpah dalam setahun terakhir. Berapa banyak luka sayatan di hati orang tuaku tentang keputusan bodoh dan kegagalanku.

Aku terus berpikir akan masa depanku. Di kala kondisi semakin sulit ini, lagi lagi Allah membuatnya makin sulit dengan menjadikan aku jatuh cinta lagi pada seseorang. Ya, bangkitnya hati yang mati rasa ini, sangat tidak tepat waktunya. Apalagi hanyalah sebuah perasaan sepihak pada rekan kerja yang punya 1001 ide project yang bisa dikerjakan bersama.


Ya Allah tolong. Aku pernah kehilangan teman seperti dia. Kenapa aku harus selalu menyukai makhluk makhluk seperti mereka?

Tapi..

Entah kenapa jatuh cinta kali ini, bukanlah hal yang kusesali, meskipun ia tumbuh saat bunga layu, meskipun ia tumbuh di kubangan lumpur permasalahan hidupku. Aku tidak terlalu mengharapkan kebahagiaanku kali ini. Jatuh cinta kali ini, bukan ujian. Tapi hadiah dari Allah. Hadiah untuk perbaikan mentalku, pendewasaan diriku. Aku bahkan sudah menyiapkan hati dan diri dengan kegagalan lagi. Aku merasa cukup bisa peka dengan maksud Tuhan kali ini. Dia ingin aku bangkit, memperbaiki diri, mengangkat tangan dan berdoa lagi, menjadi cantik lagi dan merasa berharga, meskipun mungkin saja endingnya tidak seperti yang kuharapkan. Tapi manusia itu, jodoh asliku, sudah hampir tiba.

Terima kasih mas N :)

Kamu manusia baik dan manis. Semoga kamu selalu baik baik saja sampai kamu menemukan "dia"-mu.

Begitu juga aku.







Comments

Popular posts from this blog

Hey, Cream Heroes

a Servant

Review Series "Kenapa Belum Nikah?" Part 2